Siklus Batuan – Pemahaman, Jenis, Siklus Batuan & Proses Terbentuknya
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan adalah salah satu bagian pembentuk bumi. Batuan berisikan berbagai jenis dan terbentuk melalui tahapan yang disebut dengan siklus batuan. Jenis batuan sungguh bermacam-macam mulai dari watu yang biasa digunakan untuk material bangunan sampai batuan mulia yang digunakan selaku perhiasan dengan nilai estetika dan harga jual tinggi.
Batuan terbentuk lewat serangkaian proses panjang yang dikenal selaku siklus batuan. Siklus batuan terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan jenis batuan. Benda mati seperti watu merupakan bagian yang tidak pernah mampu diciptakan oleh manusia ataupun dimusnahkan.
Pengertian Siklus Batuan
Bumi ialah salah satu planet yang berada di dalam Galaksi Bimasakti. Seluruh unsur dasar yang bersifat mati dan tersedia di bumi bersifat tidak dapat diciptakan dan akan terus mengalami pergeseran. Setiap komponen di bumi akan terus menyebar sepanjang waktu selama bumi masih bekerja sebagaimana mestinya sebagai sebuah planet.
Batu yakni salah satu unsur mati yang sudah ada di bumi dan terbentuk semenjak ribuan tahun silam. Batuan terus mengalami proses pergeseran dan penyebaran. Proses inilah yang dikenal sebagai siklus batuan.
Berbagai jenis batuan di bumi mampu terbentuk berawal dari magma yang keluar dari lapisan dalam bumi. Perlu diketahui bahwa seluruh bagian di bumi juga mengalami siklus sesuai dengan jenisnya, seperti siklus air, siklus oksigen, siklus fosfor, dan sebagainya.
Menurut James Hutton seorang ahli bidang geologi yang juga disebut sebagai Bapak Geologi menyatakan suatu konsep yang berkaitan dengan siklus batuan. Teori ini adalah yang pertama kali muncul di golongan para mahir, tepatnya pada sekitar kala ke-18 Masehi ihwal siklus komponen penyusun bumi.
Menurut James Hutton semua unsur yang ada di paras bumi mempunyai sifat terstruktur, dimana pada suatu waktu elemen tersebut akan kembali pada bentuk semula. Pengertian lain dikemukaan oleh spesialis berjulukan J. Tunzo pada tahun 1950-an tentang teori batuan yang dikembangkannya dan mengambil basis desain tektonik piring.
Siklus batuan memerlukan serangkaian proses panjang yang memakan waktu sungguh usang. Proses ini bahkan mampu meraih jutaan tahun lamanya. Tahap tersebut akan mengubah suatu batuan melalui siklus panjang sehingga menjelma jenis batuan gres lainnya.
Berikut ini ialah beberapa pengertian tentang siklus batuan yang diketahui oleh penduduk biasa , antara lain:
1. Siklus Penghubung Semua Batuan
Siklus batuan dapat diartikan selaku sebuah rangkaian proses yang menjabarkan secara rincian mengenai kekerabatan antara setiap batuan yang ada di bumi. Siklus ini terjadi dalam waktu yang bermacam-macam tergantung dari jenis batuan yang mau menjadi hasil final dari proses tersebut.
Ada siklus batuan yang berlangsung secara cepat dan ada pula siklus yang terjadi dalam waktu sangat usang alasannya adalah prosesnya berlangsung lambat. Bahkan ada jenis batuan tertentu yang memerlukan waktu sampai jutaan tahun untuk dapat mengalami pergeseran.
2. Siklus Batuan Terjadi Akibat Perubahan Cuaca
Pengertian lain mengenai siklus batuan adalah serangkaian proses perubahan yang berawal dari magma yang sudah membeku dan menerima efek dari keadaan cuaca. Siklus ini akan terus berlanjut hingga kemudian menciptakan jenis batuan gres. Beberapa teladan batuan mirip ini yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Semua jenis batuan tersebut nantinya akan mengalami banyak sekali proses untuk mampu kembali menjadi magma mirip tahap awalnya. Proses perubahan dari magma sampai menjadi magma kembali inilah yang kemudian dibagi dalam beberapa tahapan yang dikenal selaku siklus batuan.
3. Konsep Geologi Dasar
Banyak jago yang juga berpendapat bahwa siklus batuan adalah desain dalam dunia geologi yang bersifat paling dasar. Konsep ini mengambil dasar dari masa waktu yang diharapkan untuk mengubah batuan utama seperti batuan beku, batuan metamorf, dan batuan sedimen biar bisa keluar dari titik yang menjadi garis ekuilibriumnya.
Jenis Batuan
Berdasarkan berbagai pemahaman yang sudah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa batuan yang ada di bumi terdiri dari beberapa macam. Ada 3 jenis batuan utama yang menjadi dasar pembentukan batuan lain, ialah batuan beku, batuan metamorf, dan batuan sedimen. Perbedaan jenis batuan ini sekaligus mewakili perbedaan siklus batuan yang dialaminya.
1. Batuan Beku
Batuan beku juga disebut sebagai batuan igneous. Kata igneous berasal dari kosakata bahasa latin, yakni ignis yang artinya adalah api. Nama tersebut diberikan sebab batuan beku berasal dari magma yang telah mendingin dan mengeras. Ada dua struktur dasar batuan beku, ialah batuan beku ekstrusif dan batuan beku intrusif.
Batuan beku ekstrusif yakni jenis batuan beku yang mengalami proses pembentukan di atas permukaan bumi. Struktur penyusun batuan jenis ini masif atau seragam, sheeting joint yang berupa lapisan, pillow lava atau bergumpal, dan sebagainya. Beberapa pola dari jenis batuan ini yakni riolit, andesit, dan basalt.
Batuan beku intrusif ialah jenis batuan beku yang mengalami proses pembentukan pada bab dalam kantung magma. Struktur batuan ini terbagi menjadi dua jenis, adalah diskordan dan konkordan. Beberapa contoh batuan jenis ini antara lain granit, sienit, diorite, dan sebagainya.
- Struktur Diskordan yaitu batuan beku intrusif diskordan dengan struktur memangkas bagian atau lapisan batuan yang berada di sekitarnya. Unsur penyusun struktur ini antara lain batolith, ialah dapur magma yang sudah beku, korok atau gang yang panjang dan tipis, diatrema berbentukpengisi pada cerobong gunung api, serta apofisa yang merupakan percabangan gang.
- Struktur Konkordan ialah batuan beku intrusif konkordan yang mempunyai struktur yang sejajar dengan lapisan bebatuan yang berada di sekitarnya. Jenis batuan ini berisikan sill atau lembaran sejajar, lopolith berbentuk cekung, laccolith berbentuk kubah, serta paccolith yang berada di antiklin atau sinklin.
Batuan beku juga mampu dibagi menurut kuarsa atau silikat yang dikandungnya. Ada tiga jenis batuan beku apabila dilihat dari sisi ini, adalah selaku berikut:
- Granitis atau Batuan Beku Asam. Jenis ini mengandung mineral SiO2 dalam jumlah besar, sedangkan mengandung mineral MgO yang rendah.
- Andetis atau Batuan Beku Intermediet. Jenis batuan ini mengandung mineral SiO2 serta mineral MgO dalam jumlah sepadan.
- Basalitis atau Batuan Beku Basa. Jenis ini mengandung mineral SiO2 dalam jumlah rendah, sedangkan mineral MgO yang dikandungnya cukup tinggi.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang melalui proses pengangkutan dari suatu daerah menuju kawasan yang lain. Kemudian di daerah terakhir tersebut batuan ini mengendap dan mengeras hingga kesudahannya menghasilkan batuan sedimen. Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh iklim, tipe vegetasi, angin, air, topografi, dan glester atau salju.
Batuan sedimen dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cara pengendapannya. Kedua jenis tersebut yakni batuan yang hancur mengendap dan larut mengendap.
- Batuan Sedimen Hancur Mengendap. Jenis ini umumdisebut selaku endapan klastik atau endapan mekanis. Contoh batuan sedimen ini antara lain watu pasir, batuan breksi, konglomerat, napal, dan serpih.
- Batuan Sedimen Larut Mengendap. Beberapa contoh jenis batuan ini adalah batuan evaporit yang mengalami penguapan secara eksklusif dan kerikil bara yang proses pengendapannya berjalan dalam waktu lama.
Selain berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen juga dapat dibagi sesuai dengan tempat batuan tersebut mengalami pengendapan. Ada lima jenis batuan berdasarkan sudut pandang ini, yakni:
- Batuan Sedimen Terisentris yang mengalami pengendapan di wilayah daratan.
- Batuan Sedimen Marine yang mengalami pengendapan di laut serta mengandung mineral karbonat atau kapur.
- Batuan Sedimen Limnis yang mengalami pengendapan di tempat rawa atau danau.
- Batuan Sedimen Fluvial yang mengalami pengendapan di sekeliling tempat sungai utamanya di kawasan hilir.
- Batuan Sedimen Glasial yang mengalami pengendapan di pegunungan serta bongkahan es.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf ialah jenis batuan yang mengalami perubahan sebab adanya dampak suhu, tekanan, waktu, fluida, dan fasa. Jenis batuan ini berasal dari batuan sedimen dan batuan beku. Contoh batuan metamorf ialah batuan granit dari batuan beku menjadi gneis dan batu kapur dari batuan sedimen menjadi marmer.
Batuan metamorf dapat dibedakan berdasarkan faktor pemicu terbentuknya. Jenis batuan ini terbagi menjadi empat macam, yaitu:
- Batuan Metamorf Kataklastik yang mengalami deformasi mekanis berupa pergantian dua blok batuan di sepanjang zona patahan dan sesar. Akan namun jenis batuan ini cukup jarang ditemukan.
- Batuan Metamorf Kontak adalah batuan yang terbentuk balasan adanya suhu tinggi dan terjadi di sekitar kawasan intrusi magma atau bebatuan beku. Cakupan batuan ini tidak begitu luas dan menciptakan batuan dengan butir halus yang tidak memiliki foliasi.
- Batuan Metamorf Dinamo ialah batuan yang mengalami proses metamorfosis regional. Batuan ini terbentuk balasan adanya tekanan yang berlangsung dalam waktu lama. Salah satu awal terbentuknya berasal dari sedimen tanah liat yang diatasnya tertimbun bebatuan. Contoh jenis ini yaitu schist, kerikil sabak atau slate, dan gneisses.
- Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis ialah jenis batuan yang mengalami penambahan bagian lain dikala terjadi perubahan pada batuan metamorf dinamo dan batuan metamorf kontak. Contoh jenis batuan ini ilah kuarsa yang menjelma kerikil topaz.
Proses Siklus Batuan
Terlepas dari proses siklus batuan yang berlangsung cepat atau lambat, intinya rangkaian proses yang terjadi tidak jauh berlawanan antara jenis satu dengan yang lainnya. Proses tersebut mampu dibagi menjadi enam tahapan yang dimulai dari magma sampai kesudahannya menjadi batuan.
1. Kristalisasi Magma
Tahap pertama dari siklus batuan yakni proses pengkristalisasian magma. Magma ialah sumber dasar terbentuknya batuan yang mengalami taham kristalisasi atau membeku. Magma berasal dari dalam gunung berapi yang suatu saat mampu keluar.
Magma tersebut bisa keluar lewat dua cara. Pertama, magma keluar dikala terjadi erupsi hingga akibatnya sampai di atas permukaan bumi yang lalu disebut selaku magma ekstrusif. Kedua, magma keluar dikala erupsi terjadi namun tidak hingga di atas permukaan bumi yang lalu disebut sebagai magma intrusif.
Magma yang keluar ke atas permukaan ini nantinya mengalami proses pembekuan atau pengkristalan sehingga tebentuk selaku batuan beku. Rata-rata magma yang berasal dari erupsi gunung berapi seperti ini khususnya untuk jenis ekstrusif banyak dijumpai pada bab lempeng batas bumi.
2. Pelapukan dan Pengangkatan Magma
Setelah mengalami proses kristalisasi, magma lalu memasuki tahap selanjutnya ialah pelapukan dalam abad waktu lama. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses pelapukan ini, seperti angin, hujan, pergantian cuaca berbentukintesitas cahaya matahari, dan berbagai macam tanda-tanda alam lainnya.
Waktu pelapukan magma terbagi menjadi dua jenis, yakni pelapukan cepat dan lambat yang menghasilan dua jenis batuan menurut jenis magma-nya, adalah ekstrusif dan intrusif.
- Batuan ekstrusif mengalami pelapukan dalam waktu sangat cepat alasannya bagtuan ini berada di atas permukaan bumi. Karena berada di atas permukaan maka sangat memungkinkan untuk memperoleh sinar matahari, hujan, angin, dan kondisi alam lain. Selain itu lokasi tersebut juga mempermudah terjadinya acara kimia dan fisika.
- Batuan intrusif mengalami pelapukan dalam waktu yang relatif lama, karena jenis ini tidak berada di atas permukaan bumi. Akan tetapi saat sudah mengalami pelapukan maka batuan ini akan terangkat ke permukaan bumi.
3. Erosi
Berikutnya setelah melalui proses pelapukan, batuan akan memasuki tahap abrasi. Erosi adalah abrasi yang terjadi pada benda padat balasan beberapa aspek, seperto air, hujan, es, ataupun udara. Proses pengikisan pada batuan umumnya dibantu oleh air yang berfungsi untuk menyingkirkan material dari pelapukan.
4. Pengendapan dan Pembentukan Batuan Sedimen
Saat semua material pelapukan telah sukses dimuat oleh air pada proses pengikisan, maka material tersebut akan terbawa menuju lautan dan berkumpul di sebuah daerah secara terus menerus. Kemudian di tempat itulah material tersebut akan mengalami pengendapan dalam waktu usang dan jumlahnya juga terus meningkat.
Semakin lama maka material tersebut semakin banyak dan bertumpuk. Ketika sudah usang mengendap, material akan menjadi keras seiring bertambahnya waktu. Pada kesudahannya material yang bertumpuk itu akan menciptakan jenis batuan baru yang selanjutnya disebut sebagai batuan sedimen.
Ketika batuan sedimen terbentuk, batuan sedimen usang lain akan terkubur dan menjadi kian bau tanah. Sementara itu molekul air juga akan masuk ke dalam batuan ini dan menyebabkan batuan sedimen kian terikat berpengaruh antara satu dan lainnya, sehingga teksturnya lebih kuat dari sebelumnya.
5. Batuan Sedimen Menjadi Batuan Metamorf
Letak batuan sedimen berada di bagian dalam permukaan bumi seperti batuan intrusif. Batuan ini akan mengalami tahap pengangkatan lalu terkubur kian dalam. Kondisi tersebut menimbulkan terjadinya tekanan yang berimbas pada peningkatan geothermal. Pada dikala inilah batuan sedimen akan mengalami pergeseran menjadi batuan metamorf.
6. Batuan Metamorf Kembali Menjadi Magma
Setelah batuan sedimen bermetamorfosis batuam metamorf atau malihan, maka batuan tersebut akan kembali mengalami proses kembali menjadi magma. Proses ini terjadi akibat panas bumi yang menjadikan peluruhan batuan metamorf mengendap kian dalam di bawah permukaan bumi.
Siklus Beberapa Jenis Batuan
Ada tiga jenis batuan utama yang ada di bumi, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Selain itu ada pula dua jenis batuan yang mempunyai tugas penting kepada insan, adalah batuan litosfer dan batuan alam. Siklus batuan ini bergotong-royong tidak jauh berbeda seperti siklus yang sudah dijabarkan sebelumnya, ialah:
1. Siklus Batuan Beku
Siklus batuan beku sama dengan proses pengkristalisasian magma. Proses ini terjadi di batas lempeng bumi, baik di atas permukaan bumi ataupun di dalam kerak bumi. Contoh batuan beku yang berada di permukaan bumi yaitu batu basal dan kerikil andesit, sedangkan batuan beku yang berada di dalam kerak bumi misalnya adalah batuan granit dan batuan diorit.
2. Siklus Batuan Litosfer
Litosfer yakni sebuah lapisan yang berada di dalam kerak bumi. Istilah litosfer diambil dari kata Bahasa Yunani, yakni lithos yang artinya berbatu dan kata sphere yang artinya padat. Dengan begitu litosfer mampu diartikan selaku lapisan paling luar bumi yang mempunyai sifat permukaan berbatu, sehingga biasa juga disebut sebagai kulit bumi.
Batuan litosfer ditopang oleh beberapa lapisan bumi lainnya mirip lapisan astenosfer. Lapisan ini ialah bab yang sungguh panas di dalam mantel bumi. Perkembangan ilmu wawasan tentang batuan litosfer dimulai dikala suatu teori dikemukakan oleh Barrel pada tahun 1914.
Teori Barrel mengambil dasar anomali gravitasi yang berada pada kerak benua teratas. Menurutnya, litosfer merupakan suatu lapisan terkuat yang terletak tepat di atas lapisan bumi paling lemah yang tidak lain yaitu astenosfer. Teori ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940.
Daly menyatakan bahwa litosfer terdiri atas dua bagian, yakni litosfer samudera dan litosfer benua. Litosfer samudera memiliki ketebalan 50 sampai 100 km, sedangkan litosfer benua ketebalannya 40 hingga 200 km. Selain itu litosfer juga tersusun atas dua lapisan, ialah sial dan sima.
Lapisan sial tersusun atas logam aluminium dan silisum dengan ketebalan 35 km. Lapisan ini bersifat elastis dan lebih ringan. Adapun lapisan sima tersusun atas logam magnesium dan silisum dengan ketebalan 65 km. Lapisan ini tidak begitu lentur tetapi mempunyai bobot yang lebih berat dibanding dengan lapisan sial.
Lapisan litosfer mengalami siklus yang berhubungan dengan batuan beku, batuan sedimen, dan juga batuan metamorf. Oleh alasannya itu siklus yang dilalui oleh jenis batuan ini meliputi keenam tahap siklus batuan yang sudah disebutkan sebelumnya.
Contoh dari batuan litosfer antara lain batu gamping yang berasal dari batuan sedimen dan watu pualam yang berasal dari batuan metamorf.
3. Siklus Batuan Metamorf
Berdasarkan penjealsan sebelumnya, mampu disimpulkan bahwa siklus batuan metamorf sebetulnya berasal dari batuan sedimen yang sudah terbenam jauh di dalam permukaan bumi. Beberapa acuan batuan metamorf antara lain batuan pasir serta batuan kuarsit. Batuan kuarsit berasal dari metamorfosis batuan pasir.
4. Siklus Batuan Sedimen
Siklus pada batuan sedimen dimulai saat material dasar batuan terbawa oleh unsur tertentu dan mengendap di sebuah kawasan dalam waktu usang. Endapan tersebut terus bertumpuk dimana lapis terbawah disebut endapan renta dan paling atas disebut endapan muda. Proses pembentukan batuan sedimen biasanya terjadi di tempat delta sungai atau palung laut.
5. Siklus Batuan Alam
Batuan alam merupakan salah satu komponen yang mendukung komponen biotik serta komponen abiotik di wajah bumi dan mencakup berbagai macam bebatuan yang menyusun lapisan bumi. Oleh karena itu, siklus yang dilalui oleh batuan alam meliputi keenam siklus yang telah disebutkan, termasuk peleburan kembali menjadi magma.
Comments
Post a Comment